Kamis, 05 Februari 2015

Es Cendol Musim Hujan

Sudah beberapa hari ini aku lihat gerobak es cendol selalu terparkir di depan masjid dekat rumah setiap dzuhur tiba. Di hari pertama, gerobak itu tidak begitu menarik perhatian, paling si abang mau ikut jama'ah pikirku. Tapi ketika gerobak ijo terus ada di sana di waktu yang sama, aku jadi semakin memperhatikan. Hebat ya si abang es cendol. Dagang tetep jalan tapi dzuhur tepat waktu tidak ditinggalkan. Kereeeen.

Hari ini hujan. Gerimis kecil masih turun. Aku melongok ke luar pagar ke arah depan masjid. Gerobag ijo itu masih anteng di tempatnya dari semenjak azan tadi. Penasaran, aku bergegas menuju gerobak. Ah, ternyata bapak tua itu sedang duduk di samping gerobagnya sambil memangku tangan. Setengah mengantuk menanti pembeli. Duh, Tuhan.... Sedih dan iba melihatnya.

"Bapak, beli." Suaraku menguapkan kantuk si bapak. Dia bergegas dan sigap berdiri.
"Berapa bungkus neng?."
"Satu aja. Berapaan pak?"
"Empat ribu neng."
"Eh, dua deh pak."
"Iya neng."

Dari ceritanya, aku baru tahu kalau bapak baru jualan di sekitar masjid beberapa hari ini. Sebelumnya, dia berjualan dan mangkal di depan gedung bank swasta di seberang jalan. Dulu selalu ramai tapi belakangan sepi. Akhirnya bapak pindah berkeliling sekitar sini. Menjelang waktu dzuhur tiba dia sudah memarkirkan gerobaknya di depan masjid.

"Bapak selalu dzhuhur di sini neng, sambil nunggu pembeli. Semenjak musim hujan bapak jarang berkeliling."
"Kenapa pak?"
"Nggak ada ya beli neng. Tapi mau gimana lagi, bapak tetap harus jualan."
"Trus kalau nggak habis gimana pak?"
"Bapak buang neng."
"Sayang dong pak. Nggak di kasih orang aja."
"Rasanya sudah beda neng, sudah asem. Kasihan orang yang makan. Mending bapak buang dan besok bikin baru lagi."
Speechless.
"Walaupun bapak rugi, bapak tetap bikin yang baru neng." Bapak tua menambahkan.
"Semoga hari ini laris ya pak, banyak yang beli."

Allah, hebat sekali si bapak. Di usia yang sudah tidak muda, semangat kerja dan ibadahnya luar biasa, jujur serta tidak curang dengan pembeli. Oh, Tuhan. Apa kabar ibu bapak di rumah? Semoga selalu sehat wal'afiat dan bahagia hari-hari mereka di usia senjanya. Dan aku bisa memuliakan masa - masa senja mereka berdua.


Jakarta, 05022015
Musim hujan kali ini.
Awal Februari.
Ba'da dzhuhur dengan guyuran rintik gerimis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Destiny

Part 1 We will never know what will happen tomorrow. Sometimes what we have planned didn't work together with what we expected. That...